Friday, November 28, 2025

Film Pendek, Pulang akan Tayang di JAFF 2025


FILM pendek berjudul Pulang karya produksi Sejauh Mata Memandang terpilih untuk diputar di program kuratorial Resonance, di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) ke-20. Penayangan film itu akan berlangsung pada 2 Desember 2025 pukul 18.30 WIB di Studio Premiere, Cinema XXI Empire Yogyakarta.

Program Resonance merupakan pemutaran khusus yang menyoroti konten berbasis jenama (branded content) dengan kekuatan artistik, mempertemukan visi sebuah jenama dengan bahasa sinema. Karya-karya dalam program ini menunjukkan bagaimana narasi yang lahir dari jenama dapat menggugah, menghadirkan pengalaman emosional, dan menjangkau penonton dengan cara yang lebih mendalam melampaui bentuk promosi konvensional.

Pulang Lahir dari Rasa Cinta dan Kecemasan terhadap Bumi

Pendiri dan Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang sekaligus Eksekutif Produser Chitra Subyakto mengungkapkan rasa syukurnya lantaran Pulang mampu menjangkau audiens di JAFF 2025. “JAFF festival yang selama 20 tahun menjadi ruang penting bagi para pembuat film Asia. Film ini lahir dari rasa cinta dan kecemasan akan kondisi bumi yang semakin tidak baik-baik saja,” tuturnya melalui keterangan tertulis, dikutip Selasa, 25 November 2025.

BACA JUGA:  DPRD Batam Sahkan Perda Angkutan Massal Berbasis Jalan - batamstraits.com

Pulang adalah ajakan untuk kembali bukan ke rumah, tetapi ke asal, ke tanah, tubuh dan ingatan yang selama ini kita tinggalkan. Film ini merupakan hasil kerja sama antara Sejauh Mata Memandang dan rumah produksi Lynx Films, ditulis dan disutradarai oleh Kathleen Malay, dibintangi aktris muda Widuri Puteri, serta menghadirkan suara Reda Gaudiamo sebagai pencerita. “Melihat Pulang masuk ke program Resonance JAFF adalah pengalaman yang menyenangkan bagi kami. Festival ini memberi ruang bagi karya yang berada di persimpangan antara film dan jenama, serta membuat perjalanan film ini terasa lebih lengkap,” tuturnya.

Berdurasi 27 menit, film ini berkisah tentang perjalanan seorang gadis yang menelusuri lanskap Indonesia, keindahan alamnya yang megah sekaligus kerusakan akibat eksploitasi industri. Di film ini, sang gadis bergerak menyusuri enam lapisan cerita yakni panggilan untuk kembali, ingatan yang tak hilang, luka akibat eksploitasi alam, peran perempuan yang menopang kehidupan, hingga harapan yang tumbuh lewat tindakan merawat dan memberi kembali.

BACA JUGA:  Rayakan HUT Bhayangkara ke-79, Polsek Bengkong Gelar Aksi Bersih-Bersih - batamstraits.com



Source link

Berita Lainnya

Berita Populer

spot_img