FILM Wahyu belakangan ramai dibicarakan di media sosial karena mengangkat isu pelecehan seksual dengan latar di pondok pesantren. Film pendek berdurasi 15 menit ini disutradarai oleh Nada Leo Prakasa dan ditayangkan di festival film sejak pertama kali dirilis pada 2024.
Film berbahasa Jawa ini berkompetisi dalam Jakarta World Cinema (JWC) 2025 dan bisa disaksikan secara daring di Klik Film. Sebelumnya, film karya sineas Program Studi Televisi dan Film Universitas Jember ini juga telah ditayangkan di Jakarta Film Week 2024. Film ini diproduksi oleh Akasia Pictures.
Sinopsis Film Wahyu
Seorang santri baru bernama Wahyu yang memiliki penyimpangan seksual. Ia masuk ke sebuah pondok pesantren untuk memuaskan hasrat seksnya kepada santri sesama jenis di pondok pesantren tersebut. Namun, suatu hari, seorang santri tunawicara bernama Cholis secara tidak sengaja mengetahui aksi Wahyu dan ingin menghalangi perbuatannya.
Melansir dari situs resmi Program Studi Televisi dan Film (PSTF) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, film Wahyu menghadirkan cerita yang kontroversial dan kompleks dengan mengangkat isu moral serta dilema sosial di lingkungan pesantren. Film ini menghadirkan konflik antara keinginan pribadi dan nilai-nilai agama.
Terinspirasi dari Kisah Nyata
Nada Leo Prakasa sebagai sutradara sekaligus salah satu penulis film Wahyu, mengatakan kisah ini berawal dari kasus pelecehan seskual yang dialami oleh temannya.
“Dalam film ini saya ingin menyelami pengalaman traumatis yang dialami oleh teman saya saat menjadi santri dulu, dan ingin mendiskusikan agar pengalaman tersebut tidak terulang lagi,” kata Nada Leo Prakasa dalam video yang diunggah di Instagram Jakarta World Cinema pada Senin, 8 September 2025.
Film Wahyu dibintangi oleh Dafa Wahyu Lutfi F., dan Randa Achmad Surbakti. Film ini juga melakukan penayangan di IMAC (ILUNI UI Movie Award Competition) 2025 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada 15 Februari 2025. Dari 246 film yang diajukan ke IMAC Film Festival 2025, Wahyu berhasil masuk dalam daftar 10 film Official Selection kategori Fiksi Umum dan menjadi salah satu dari 5 nominasi terbaik di kategori yang sama.
Pilihan Editor: Layar Tancap Berkibar Lagi


