BATAMSTRAITS.COM, BATAM – Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) tingkat Sekolah Dasar (SD) di Kota Batam tahun ajaran 2025/2026 telah selesai dilaksanakan. Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Tri Wahyu Rubianto, mengungkapkan bahwa SPMB tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Jika biasanya sekolah negeri di Batam selalu kelebihan pendaftar, tahun ini justru masih ada sejumlah sekolah yang memiliki sisa kuota.
Namun, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam menyebut bahwa proses tersebut belum sepenuhnya tuntas karena masih ada warga yang belum sempat mendaftar. Pemerintah menyiapkan berbagai skema solusi untuk menampung siswa yang belum masuk ke sekolah negeri.
“SPMB SD sudah selesai, tapi belum tuntas. Artinya masih ada masyarakat yang belum sempat mendaftar. Uniknya, tahun ini dari kuota yang ada, kita justru masih memiliki sisa. Karena itu saya sedang mempersiapkan audiensi dengan Kementerian untuk membahas bagaimana memanfaatkan sisa kuota ini,” kata Tri, Minggu (29/6/2025).
Ia menambahkan, karena proses SPMB di Batam dilaksanakan secara daring, maka segala bentuk penyesuaian memerlukan izin dari Kementerian Pendidikan. Rapat bersama tim dari Kementerian rencananya akan digelar setelah pengumuman kelulusan SPMB jenjang SMP.
“Insyaallah pengumuman SPMB SMP dilakukan antara tanggal 2 atau 3 Juli, tergantung hasil pleno kami pada tanggal 1 Juli. Setelah itu, kami akan rapat dengan Kementerian untuk membahas mekanisme pengisian sisa kuota SD yang masih tersedia,” ujarnya.
Namun, ia menegaskan bahwa sisa kuota ini hanya akan dimanfaatkan di sekolah yang belum penuh. Bagi sekolah yang sudah memenuhi kuota maksimal, tidak akan ada penambahan rombongan belajar (rombel).
“Sekolah yang sudah penuh tidak akan ditambah lagi rombelnya, selesai sampai di situ,” ujarnya.
Tri memaparkan bahwa kapasitas maksimal satu rombel SD di Batam adalah 40 siswa. Namun, dalam pelaksanaan SPMB tahun ini, ada rombel yang hanya terisi 36, 38, atau 39 siswa. Untuk SMP, kapasitas maksimal satu rombel adalah 45 siswa, meskipun ada yang hanya terisi 42 atau 43 siswa.
Dinas Pendidikan juga tengah menginventarisasi masyarakat yang belum berhasil mendaftar akibat kendala teknis, terutama dalam proses unggah data. Menurut Tri, beberapa orang tua siswa tidak berhasil menyelesaikan proses unggah dokumen sehingga anak mereka tidak masuk ke sistem.
“Masalahnya ada di orang tua sendiri, sehingga saya perintahkan kepala bidang SD dan SMP untuk mendata berapa jumlah masyarakat yang belum terdaftar. Ini akan kami bawa dalam rapat dengan Kementerian,” jelasnya.
Sebagai solusi, Pemko Batam akan menawarkan alternatif sekolah negeri yang masih memiliki kuota, meski lokasinya agak jauh dari tempat tinggal pendaftar.
“Contohnya, kalau rumahnya di Taman Raya dan SD 6 atau SD 9 sudah penuh, maka bisa diarahkan ke SD 12 Nongsa di depan RS Bhayangkara. Tapi ini sifatnya tidak memaksa. Kami tidak akan membuka rombel baru di sekolah yang sudah penuh,” kata Tri.