MIMBARKEPRI.CO, Jakarta– Skandal baru menyeret nama Pangeran Andrew, adik Raja Charles III, yang kini terseret kasus mata-mata Tiongkok.
Hubungan antara Raja Charles dan Pangeran Andrew dilaporkan mengalami tegangan yang serius.
“Dia telah bertahan mendukung Andrew selama bertahun-tahun. Tapi semua orang punya batas,” ujar sumber kerajaan kepada The Daily Beast.
“Saya tidak bisa membayangkan Raja ingin berjalan ke gereja bersama seseorang yang punya hubungan dengan mata-mata China,” tambahnya—merujuk pada tradisi keluarga kerajaan untuk menghadiri kebaktian Natal bersama di Sandringham, Norfolk.
Skandal ini terungkap melalui laporan Daily Mail yang mengungkapkan seorang pengusaha Tiongkok, yang disebut sebagai H6, diduga menjadi agen intelijen Partai Komunis China. H6 memiliki akses istimewa ke Pangeran Andrew dan tercatat dua kali mengunjungi Istana Buckingham, masuk ke St. James’s Palace, dan Kastil Windsor.
Investigasi MI5 mengungkapkan bahwa H6 adalah anggota unit khusus Partai Komunis China, United Front Work Department, yang bertugas mengumpulkan intelijen.
Skandal ini menjadi pukulan telak bagi keluarga kerajaan, khususnya menjelang pidato Natal Raja Charles.
“Kamu tidak bisa memecat saudaramu dari keluarga. Darah tetap darah, dan setiap keluarga memiliki anggota yang sulit dihadapi,” kata sumber istana.
Raja Charles telah mencabut tunjangan tahunan Pangeran Andrew senilai £3 juta dan mendesaknya pindah dari Royal Lodge. Namun, Pangeran Andrew bersikukuh tetap tinggal di sana dengan alasan memiliki sumber dana mandiri yang sah.
Pertanyaan tentang sumber dana Pangeran Andrew kembali mencuat. The Times melaporkan bahwa Pangeran Andrew pernah menjamin kepada pihak istana bahwa dananya berasal dari sumber yang sah.
Namun, pengungkapan baru soal hubungan Pangeran Andrew dengan H6 memunculkan spekulasi baru.
Norman Baker, mantan menteri yang kritis terhadap keuangan kerajaan, menyatakan bahwa istana harus menyelidiki dan memberi tahu publik tentang asal usul dana tersebut.
Nama Pangeran Andrew sebelumnya juga pernah tercoreng akibat hubungannya dengan Jeffrey Epstein.
Kontroversi ini mengancam upaya Raja Charles dan Ratu Camilla dalam membangun citra positif kerajaan. (*)