MIMBARKEPRI.CO, Jakarta – Juliet Widyasari Burnett, penari balet Australia berdarah Indonesia yang menjadi pemeran utama dalam cine-concert Samsara, mengambil langkah menarik dengan belajar tari tradisional Bali. Ia melakukan ini untuk memperkaya koreografi ciptaannya dalam adegan-adegan di film bisu Samsara.
“Saya bikin koreografi sendiri di studio di Australia. Saya belajar tari Bali, belajar mudra untuk itu,” ujar Burnett dalam konferensi pers di Graha Bhakti Budaya usai pementasan.
Samsara merupakan film bisu hitam putih yang dibintangi aktor Ario Bayu dan Juliet Widyasari Burnett. Film ini diiringi paduan musik gamelan Bali dan musik elektronik serta telah ditampilkan di Singapura, Bali, Yogyakarta, dan kini di Jakarta pada 13-15 Desember 2024 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki.
Bagi Burnett, Samsara merupakan pengalaman pertamanya dalam proyek film panjang dan pementasan gamelan di panggung. Ia sangat menikmati proses belajar dan bekerja sama dengan sutradara Garin Nugroho.
“Garin bilang, suka,” ujar Burnett tentang koreografi yang ia kirimkan ke Garin. Garin menyatakan bahwa ia menyukai Burnett dan koreografinya sejak awal. Ia melihat aliran darah Jawa dalam diri Burnett yang menjadikan ia mampu menyesuaikan diri dengan tradisi. Garin memberikan kebebasan kepada Burnett untuk mengeksplorasi koreografinya dalam Samsara.
Samsara mengandung banyak elemen pertunjukan tradisional Bali seperti orkestra gamelan, tari tradisional, topeng, dan wayang yang dipadukan dengan musik elektronik digital serta tarian kontemporer.
Hal ini tidak lepas dari peran para seniman Bali seperti Gus Bang Sada, Siko Setyanto, maestro tari I Ketut Arini, Cok Sawitri, Aryani Willems, koreografer Ida Ayu Wayan Arya Satyani, dan penari-penari dari Komunitas Bumi Bajra, Bali.
Samsara bercerita tentang seorang pria miskin yang ditolak lamarannya oleh orang tua kaya dari perempuan yang dicintainya. Ia melakukan perjanjian gaib dengan Raja Monyet dan melakukan ritual gelap untuk mendapatkan kekayaan. Namun, ritual tersebut justru mengutuk istri dan anaknya hingga menderita.
Samsara menunjukkan perpaduan yang menarik antara tradisi dan kontemporer dalam satu pertunjukan yang menawan. Juliet Widyasari Burnett berhasil mengungkapkan keindahan tari Bali dengan sentuhan kreativitas yang modern. (*)


