Merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hingga saat ini, menjadi salah satu faktor kelangkaan pasokan hewan kurban ke Kepri.
Hal ini yang mendorong Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) melalui Koperasi Konsumen HKTI Batam, untuk medatangkan hewan kurban ke Batam.
Ketua HKTI Batam Gunawan Satary yang didampingi sejumlah pengurus HKTI Batam dan pengurus Koperasi Konsumen HKTI Batam menyampaikan hal itu Sabtu (2/6) di Batam Center.
Sekretaris Koperasi Konsumen HKTI Batam Zul Alimin lebih jauh menjelaskan, Untuk sapi pihaknya mendatangkan dari Kupang Nusa Tenggara Timur sedangkan kambing berasal dari Lampung. Hewan-hewan tersebut telah melalui uji klinis dan memiliki sertifikat kesehatan dari pihak berwenang di daerah asal.
Pria yang biasa disapa Iim itu juga memaparkan bahwa sapi yang didatangkan dari Kupang saat ini sedang dalam perjalanan dan akan tiba di Batam pada tanggal 7-8 Juni 2023 dengan jumlah 500 ekor dalam satu kapal. Sedangkan kambing akan tiba lebih dahulu karena jarak tempuh perjalanan relatif lebih dekat.
Kendatipun menempuh perjalanan jauh lanjut Iim, sapi-sapi yang didatangkan dari Kupang kondisinya tidak perlu dikhawatirkan. Karena, selama perjalanan medapatkan penanganan dan perawatan yang baik sesuai dengan standar kebutuhan dan kenyamanan sapi.
“Selain soal faktor kebutuhan pakan dan nutrisi selama dlm perjalanan, faktor SDM yang menanganinya juga adalah orang-orang yang memiliki skill dan dalam jumlah yang cukup dengan ratio 1;40,” papar iim.
Ketua Dewan Pengawas Koperasi HKTI Batam Indra Sudirman menambahkan, upaya yang dilakukan fihaknya bertujuan dalam rangka membantu pemerintah dan masyarakat menjamin ketersediaan hewan kurban di Batam.
Dalam upayanya itu, Indra menyebut bahwa selain melayani penjualan langsung kepada masyarakat, pihaknya juga membantu dan melayani penjualan untuk para peternak / pedagang hewan kurban yang kesulitan mendatangkan hewan tersebut ke Batam.
Diakuinya memang bukan mudah mendatangkan hewan kurban dari daerah seperti kupang, salah satunya menyangkut baya transportasi. “Setidaknya mendatangkan dari sana minimal 500 ekor untuk satu trip kapal,” tambah Indra.
Oleh karenanya lanjut Indra lagi, upaya yang dilakukan Koperasi Konsumen HKTI Batam diharapkan bisa juga menekan upaya-upaya yang dilakukan oleh peternak/pedagang yang berusaha memasukan hewan secara illegal yang tidak terjamin kesehatannya melalui uji klinis.
Oleh karenanya, Indra mempersilahkan para pedagang hewan kurban untuk bergabung bersama koperasi dalam memperoleh hewan yang akan dijualnya. Ia jamin para pedagang akan tetap memperoleh margin sebagaimana yang biasa dapat pada situasi yang normal.
“Kita sudah berusaha memfasilitasi agar mereka berjualan hewan kurban yang legal dan terjamin kesehatannya.
Mudah-mudahan mereka bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, sehingga niat untuk berjualan hewan kurban yang illegal dan membahayakan kesehatan masyarakat bisa tercegah,” pungkas Indra.
Pada bagian lain, Indra juga mengapresiasi kinerja yang dilakukan pihak Satgas PMK di Batam.
Sejauh ini pihaknya mengakui keseriusan dari Tim Satgas PMK di Kepri khususnya di Batam, dalam penanganan kasus ini.
Contohnya dengan dilakukannya beberapa kali razia di lokasi terjadinya penyelundupan sapi illegal. (MK)